Pada tanggal 14 September, Pusat Inovasi Sains dan Teknologi Taiwan-Indonesia (STIC) melakukan kunjungan ke UWin Resource Regeneration Inc. Perusahaan ini mengkhususkan diri dalam pemulihan logam berharga, seperti nikel (Ni), kobalt (Co), dan lithium (Li), dari "serbuk hitam" baterai lithium-ion bekas. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2022. Pembangunan pabrik pengolahan di Kota Taoyuan baru saja selesai, dan saat ini sedang dalam tahap uji coba. Kapasitas pengolahan yang direncanakan adalah 1.000 ton baterai lithium-ion bekas per bulan.
Sebagai produsen Ni dan Co terpenting di dunia, Indonesia telah menarik banyak investasi internasional di sektor baterai menghadapi permintaan yang meningkat untuk kendaraan listrik (EV) dan stasiun penyimpanan energi. Bagi pemilik bisnis Taiwan, ini adalah kesempatan berharga untuk memainkan peran kunci dalam rantai pasok hijau untuk baterai. Oleh karena itu, UWin dan Tul berencana untuk membangun dua pabrik dengan proses pengolahan identik, tetapi dengan kapasitas pengolahan sepuluh kali lebih besar di Pulau Bintan dan Batam, Indonesia, pada tahun 2024. Kunjungan ini menunjukkan potensi besar bagi Taiwan dan Indonesia untuk bekerja sama dalam ekonomi lingkaran dan produksi hijau.
STIC kami telah menandatangani MOU dengan UWin dan Tul Co masing-masing pada tahun 2022. Kami merasa terhormat dapat melakukan diskusi mendalam dengan Ketua, Dr. Kenny Hsu dari UWin, dan General Manager, Mr. Chang dari Tul. Kami berfokus pada bagaimana STIC kami dan Taiwan Tech dapat bekerja sama dengan mereka, terutama dalam pelatihan insinyur berkualitas dan staf manajemen. Oleh karena itu, para Ketua Departemen Manajemen Industri dan Teknik Mesin, serta Direktur Institut Manufaktur Cerdas, bergabung dalam kunjungan lapangan bersama Direktur STIC.
Comentários