Latar Belakang
Mulai tahun 1990, Indonesia harus menghadapi permasalahan baru dalam pengelolaan sampah dan pemanfaatan sumber daya secara berkelanjutan yang menyertai pertumbuhan ekonomi yang mengesankan. Terdapat ruang untuk pengembangan sistem pengelolaan yang lengkap, mulai dari awal hingga akhir. Khususnya dalam mendaur ulang dan menggunakan kembali limbah tidak berbahaya sebagai bahan yang bermanfaat.Ekonomi hijau penting untuk menjaga kelestarian bumi sebagai rumah kita. Sejak tahun 2015, Pemerintah Indonesia mempunyai kebijakan dalam mengolah sampah untuk menjaga lingkungan melalui 3R (reuse, recycle, dan recovery).
Taiwan memiliki teknologi untuk minimalisasi limbah dan produksi bersih yang praktis dan matang. Namun, pasar lokal terbatas. Oleh karena itu, daur ulang dan penggunaan kembali limbah industri menjadi topik yang sangat baik bagi Taiwan untuk menjalin usaha patungan dan kolaborasi dengan Indonesia, baik dari kalangan akademisi maupun industri, sehingga dapat tercipta skenario yang saling menguntungkan.
​
Sebagai salah satu negara terdepan dalam mendaur ulang dan memulihkan limbah, Taiwan memiliki sistem hukum dan administrasi yang matang serta teknologi terkait untuk minimalisasi limbah dan produksi yang lebih bersih. Daur ulang dan penggunaan kembali limbah industri menjadi topik yang sangat baik bagi Taiwan untuk berkolaborasi dengan Indonesia, baik di kalangan akademisi maupun sektor industri. Sektor swasta, seperti perusahaan konsultan lingkungan hidup, pemasok peralatan, produsen semen, dapat bergabung dengan mitra Indonesia.
Berdasarkan tujuan kolaborasi minimalisasi limbah dan produksi yang lebih bersih, National Taiwan of Science and Technology (NTUST) dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS); Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS); dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bergabung mendirikan Taiwan - Indonesia Science and Technology Innovation Center (STIC). TTujuan utama STIC adalah untuk memperkuat kemitraan kita dengan Indonesia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus memainkan peran sentral sebagai pusat di Dewan Sains dan Teknologi Nasional (NSTC). Peran tengah ini menciptakan ruang percakapan yang sehat dan memudahkan orang untuk berbicara satu sama lain. Tujuan utama kami adalah membangun jaringan kemitraan yang kuat antara Taiwan dan Indonesia yang mencakup dunia usaha, universitas, dan lembaga pemerintah. Kami memberikan perhatian khusus pada siklus ekonomi, teknologi ramah lingkungan, dan produksi yang bersih dan tahan lama, karena semua ini merupakan hal yang menjadi perhatian kita bersama. Penting untuk dicatat bahwa Taiwan Tech sangat bangga atas keterlibatannya. Universitas ini memiliki jaringan besar yang terdiri dari lebih dari 1.500 lulusan sukses yang bekerja di lembaga pemerintah, sektor swasta, dan organisasi nirlaba di Taiwan dan Indonesia.
STIC memiliki dua tema utama, yaitu ekonomi sirkular, dan sumber daya hijau yang inovatif. Teknologi pemanfaatan kembali limbah industri sebagai bahan konstruksi akan menjadi topik kolaborasi. Isu utama yang akan dikembangkan pusat penelitian ini antara lain:
-
Pemanfaatan fly ash dari pembangkit listrik
-
Pemanfaatan Spent Bleaching Earth
-
Pemanfaatan Furnace Slag
-
Daur ulang dan recovery limbah pelarut.
-
Pengelolaan limbah elektronik.
Tujuan
Memperkuat kerjasama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan negara-negara Asia Tenggara dan Taiwan.
Tema
Pemanfaatan bahan secara berkelanjutan dengan penggunaan kembali produk samping dan limbah industri sebagai bahan konstruksi. Fly ash batubara, lumpur alum dan Spent Bleaching Eart menjadi material utama yang diteliti
Visi
Kementerian Sains dan Teknologi (MOST) Taiwan mendorong universitas dan lembaga penelitian untuk mendirikan Pusat Inovasi Sains dan Teknologi (STIC) di luar negeri dengan negara-negara ASEAN, India, Australia, dan Selandia Baru.
STIC akan menjadi pusat-pusat dari MOST untuk mempromosikan kolaborasi substansial dan pertukaran teknologi inovatif dengan negara-negara terkait.
Misi
Membentuk platform dialog dan komite penasihat yang melibatkan sektor akademisi, industri, dan administrasi.
Membangun teknologi utama dan bank data terkait yang terdiri dari para ahli dan tim potensial untuk berkolaborasi.
​
Mengubah teknologi untuk ekonomi sirkular dan sumber daya inovasi hijau
​